KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN
Assalammualaikum
wr.wb.
Perkenalkan saya uswatun hasanah,S.Pd dari SMKN
Pagelaran Utara, calon Guru Peggerak Angkatan 11 tahun 2024. Pada kesempatan
ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan keputusan berbasis
nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelumnya saya kutipkan
kalimat bijak berikut ini untuk menjadikan renungan bagi kita bersama.
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas,
apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Your answer:
Kutipan tersebut menekankan pentingnya
nilai-nilai yang lebih dalam dalam pendidikan, bukan hanya keterampilan dasar
seperti menghitung. Mengajarkan anak untuk menghitung adalah langkah awal yang
penting dalam pembelajaran, tetapi mengajarkan mereka tentang nilai-nilai,
empati, dan makna dalam hidup adalah yang lebih berharga.
Kaitannya dengan proses pembelajaran saat ini
adalah bahwa kita tidak hanya fokus pada aspek akademis atau keterampilan
teknis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pemahaman tentang dunia.
Dalam pendidikan, penting untuk mengintegrasikan pelajaran tentang moral,
etika, dan interaksi sosial sehingga siswa tidak hanya menjadi cerdas secara
intelektual, tetapi juga menjadi individu yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Dengan menekankan apa yang
"berharga," kita membantu siswa mengembangkan perspektif yang lebih
luas dan lebih bermakna dalam menjalani hidup, yang pada akhirnya akan
membentuk mereka menjadi orang-orang yang tidak hanya sukses secara akademis, tetapi
juga berkontribusi positif pada masyarakat.
1. Bagaimana nilai-nilai
atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat
memberikan dampak pada lingkungan kita?
Your answer:
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita
anut dalam pengambilan keputusan memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan kita dalam beberapa cara:
1. Pengaruh terhadap
Tindakan: Keputusan yang
diambil berdasarkan nilai-nilai positif, seperti keadilan, tanggung jawab, dan
keberlanjutan, akan mendorong tindakan yang mendukung lingkungan yang sehat dan
masyarakat yang adil. Misalnya, seseorang yang mengutamakan keberlanjutan mungkin
akan memilih untuk menggunakan transportasi ramah lingkungan.
2. Model Perilaku: Ketika seseorang mengambil keputusan yang
baik, itu bisa menginspirasi orang lain di sekitarnya untuk melakukan hal yang
sama. Nilai-nilai yang baik dapat menyebar melalui interaksi sosial,
menciptakan budaya positif di lingkungan kita.
3. Dampak Jangka Panjang: Keputusan yang berlandaskan prinsip-prinsip
yang baik sering kali mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Misalnya,
memilih untuk mendukung produk lokal bukan hanya baik untuk perekonomian lokal,
tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon.
4. Membangun Komunitas: Nilai-nilai seperti kerjasama dan empati
dalam pengambilan keputusan dapat memperkuat hubungan dalam komunitas. Ketika
individu mengutamakan kepentingan bersama, lingkungan sosial yang lebih
harmonis dan saling mendukung akan terbentuk.
5. Perubahan Sistemik: Keputusan yang konsisten dengan nilai-nilai
baik dapat mendorong perubahan kebijakan dan praktik di tingkat yang lebih
luas. Misalnya, jika banyak individu dan organisasi mulai mengutamakan
keberlanjutan, ini dapat mempengaruhi pemerintah untuk membuat kebijakan yang
lebih ramah lingkungan.
2. Bagaimana Anda sebagai
seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran
murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Your answer:
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, ada
beberapa cara untuk berkontribusi pada proses pembelajaran murid melalui
pengambilan keputusan yang efektif:
1. Menetapkan Visi yang
Jelas: Mengembangkan visi
yang kuat untuk pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai seperti inklusivitas,
keberlanjutan, dan pengembangan karakter. Visi ini harus dijadikan pedoman
dalam setiap keputusan yang diambil.
2. Mendengarkan dan
Menghargai Masukan: Melibatkan siswa,
guru, dan orang tua dalam pengambilan keputusan. Mendengarkan perspektif mereka
dapat memberikan wawasan berharga dan meningkatkan rasa kepemilikan atas proses
pembelajaran.
3. Mendorong Kreativitas
dan Inovasi: Mengambil keputusan
yang mendukung pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti pembelajaran
berbasis proyek atau kolaboratif, untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kreativitas.
4. Memberikan Sumber Daya
dan Dukungan: Memastikan bahwa
guru dan siswa memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan, baik berupa
pelatihan, materi ajar, maupun fasilitas, agar mereka dapat belajar dengan
optimal.
5. Menilai dan
Menganalisis: Menggunakan data
untuk menilai efektivitas program pembelajaran dan membuat keputusan yang
berbasis bukti. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang perlu
diperbaiki dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan siswa.
6. Membangun Lingkungan
yang Positif: Mengambil keputusan
yang mendukung penciptaan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan
mendukung. Lingkungan yang positif akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan
siswa.
7. Mengembangkan
Kemitraan: Berkolaborasi dengan
komunitas, organisasi, dan institusi lain untuk memperluas peluang belajar bagi
siswa. Kemitraan ini bisa membawa sumber daya dan pengalaman baru yang
bermanfaat.
3.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan
dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan
pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat
manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm
Friedrich Hegel ~
Your answer:
Kutipan dari Hegel ini menekankan bahwa
pendidikan tidak hanya tentang penguasaan pengetahuan atau keterampilan, tetapi
juga tentang membentuk karakter dan moralitas individu. Dalam konteks proses
pembelajaran yang telah saya alami di modul ini, beberapa poin relevan dapat
dijelaskan:
1. Pendidikan Sebagai
Pembentukan Karakter: Proses pembelajaran
dalam modul ini mungkin tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada
pengembangan nilai-nilai etika dan moral. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga bertanggung
jawab dalam perilaku dan keputusan mereka.
2. Integrasi Nilai-nilai
dalam Pembelajaran: Jika modul ini
memasukkan diskusi tentang nilai-nilai, empati, dan tanggung jawab sosial, itu
sejalan dengan pandangan Hegel. Pengajaran tentang etika dapat membantu siswa
memahami pentingnya mempertimbangkan dampak tindakan mereka terhadap orang lain
dan masyarakat.
3. Pengembangan
Keterampilan Sosial: Proses pembelajaran
yang melibatkan kolaborasi dan komunikasi dapat membantu siswa belajar tentang
kerjasama dan penghargaan terhadap perbedaan. Ini merupakan bagian penting dari
pendidikan yang mendukung perilaku etis.
4. Pendidikan Sebagai
Proses Berkelanjutan: Kutipan ini juga
menggambarkan bahwa pendidikan adalah seni yang berkelanjutan. Proses
pembelajaran yang dialami dalam modul ini mungkin memberikan pengalaman yang
membentuk cara berpikir dan bertindak siswa di luar kelas.
5. Menciptakan Lingkungan
Belajar yang Positif: Jika modul ini
menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif, maka itu
mendukung pengembangan etika dan moral siswa. Lingkungan yang positif
memungkinkan individu untuk berkembang dan belajar dari satu sama lain.
Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang pemimpin pembelajaran dapat menggunakan
filosofi Ki Hadjar Dewantara (Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madyo Mangun Karso
dan Tut Wuri Handayani) sebagai landasan dalam membuat dan menjalankan berbagai
keputusan. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran akan lebih
efektif jika ia mampu memberikan teladan untuk dijadikan contoh bagi murid dan
lingkungannya. Berikutnya, sebagai bagian dari komunitas ia turut serta
menggerakkan komunitasnya untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat. Pada
kesempatan lain pemimpin juga menempatkan dirinya sebagai motivator sehingga
murid dan lingkungannya termotivasi untuk melaksanakan berbagai keputusan yang
telah dibuat oleh pemimpinnya.
Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri
kita akan muncul dalam bentuk karakter pribadi kita. Karakter seorang pemimpin
merupakan akumulasi dari kepribadian, watak serta sifat yang dimiliki dan
mengarahkannya pada kebiasaan maupun keyakinan pemimpin tersebut dalam
kehidupan sehari-harinya. Pembentukan karakter dalam diri seseorang akan
terjadi melalui proses pembelajaran sepanjang hidupnya. Karakter seorang
bukanlah bawaan sejak ia lahir, akan tetapi terbentuk karena suatu proses
pembelajaran dari lingkungan keluarga dan orang-orang sekitar. Seseorang
pemimpin yang berkarakter baik akan mampu menghasilkan keputusan-keputusan yang
baik pula. Dengan kata lain karakter seorang pemimpin akan berbanding lurus
dengan prinsip-prinsip yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan.
Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu
mengambil keputusan yang baik dengan berpedoman pada 9 langkah dalam pengujian
dan pengambilan keputusan. Pendamping atau fasilitastor pada kegiatan coaching
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot dapat menggali potensi
CGP dalam mendapatkan alternatif opsi lainnya pada langkah investigasi trilema
sebagai opsi trilema dari kasus yang terjadi. Efektifitas dalam pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan melihat kembali atau merefleksikan proses pengambilan
keputusan yang telah dilakukan sebelumnya. Refleksi ini nantinya dapat diambil
pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.
Bagaimana kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jika kita melihat kembali 9 langkah dalam menguji
dan membuat keputusan maka pada setiap langkahnya kita menyadari betapa
besarnya peran kompetensi sosial dan emosional disana. Mengenali berbagai emosi
dan menerapkan kesadaran penuh adalah hal yang sangat penting agar kita tidak
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Berempati terhadap orang lain serta
kemampuan menjalin relasi sangat berguna ketika kita berupaya menemukan
fakta-fakta yang relevan dengan kasus yang berhubungan dengan dilema etika
tersebut. Lalu pada akhirnya tentu saja sesorang yang memiliki kompetensi
sosial emosional akan mampu mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung
jawab bagi dirinya dan lingkungannya.
Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan
menuntunya dalam membuat keputusan yang baik. Jika seorang pendidik meyakini
berbagai nilai-nilai kebajikan merupakan bagian dalam dirinya maka dipastikan
itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang memiliki integritas dan
bertanggung jawab.
Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat tentu dapat
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman
karena semua pihak yang terlibat dalam kondisi tersebut tidak merasa dirugikan
oleh keputusan yang dibuat pemimpinnya. Prosedur pengambilan keputusan yang
mengakomodir banyak pertimbangan dan pandangan dari berbagai sisi tentu saja
akan melahirkan sebuah keputusan yang baik. Keputusan yang baik tentu saja akan
berimbas terhadap tumbuhnya kepercayaan dari semua pihak dan dengan kepercayaan
itu lah lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman itu tercipta.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang paling berat adalah perbedaan
pandangan dari lingkungan saya terhadap kasus-kasus yang berhubungan dengan
dilema etika. Ada sebagian kelompok yang begitu kaku terhadap aturan dan disisi
lain ada kelompok yang cukup permisif sehingga cenderung mengabaikan aturan
dengan dalih berbasis pada hasil akhir. Apalagi jika berhubungan dengan
kasus-kasus yang dianggap mencoreng nama baik sekolah, seringkali keputusan
yang dibuat tidak berpihak kepada murid. Nah, mencari titik tengah dari 2
pandangan ini adalah tantangan tersendiri bagi kami.
Apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah adanya diferensiasi
dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berdiferensiasi akan mampu mengakomodir
kebutuhasn setiap murid sesuai dengan kodratnya masing-masing. Guru sebagai
pemimpin pembelajaran memfasilitasi berbagai perbedaan potensi yang ada pada
murid-muridnya dengan tujuan agar pembelajaran yang diberikannya dapat menuntun
tumbuh kembangnya berbagai potensi tersebut. Murid-murid akan merasakan pembelajaran
yang memerdekan dirinya. Ia akan merasa memiliki kebebasan yang bertanggung
jawab terhadap berkembangnya potensi yang dimilikinya
Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan seorang pemimpin pembelajaran yang
memposisikan dirinya sebagai pendidik yang menuntun segala kodrat muridnya
tentu saja akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan mereka. Guru sebagai
pemimpin pembelajaran akan menyadari betul dan melakukan berbagai upaya dalam
menghadirkan pembelajaran yang berkualitas sesuai kebutuhan murid-muridnya di
masa depan. Guru tak akan membuat keputusan-keputusan yang tidak berpihak
kepada murid. Keputusan-keputusan dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan
maupun penilaian pembelajaran sudah pasti tidak mempertimbangkan dirinya
semata. Kehidupan dan masa depan muridnya lah yang akan jadi pertimbangan
utamanya dalam mengambil keputusan.
Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari
pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa
pengambilan keputusan merupakan kompetensi harus dimiliki oleh guru sebagai
pemimpin pembelajaran. Keputusan pemimpin pembelajaran berlandaskan pada
filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun murid sesuai kodratnya dan berpihak
kepada murid karena setiap keputusan yang diambil nantinya akan mewarnai
karakter murid di masa depan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu
mengambil keputusan yang baik dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang
telah menjadi kesepakatan kelas. Pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran
berdiferensiasi merupakan bentuk apresiasi guru terhadap keberagaman
murid-muridnya. Selanjutnya pada tahap perencanaan dalam mengambil keputusan,
seorang pemimpin pembelajaran dapat menggunakan alur BAGJA untuk mewujudkan
budaya positif sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman (well
being).
Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Setelah mengikuti tahapan demi tahapan dalam
mempelajari modul 3.1, saya merasa cukup memahami konsep-konsep yang dipelajari
pada modul ini, seperti dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Hal yang diluar dugaan menurut saya adalah bahwa sebagai
pemimpin pembelajaran kita tidak semata mengambil keputusan hanya merujuk
aturan saja, namun diatas itu semua bahwa keputusan yang dibuat harus berpihak
kepada murid.
Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Pernah, saya menerapkan pengambilan keputusan
dengan menggunakan 3 prinsip penyelesaian dilema. Langkah-langkah dalam
mengambil keputusan pun sebagian digunakan meskipun langkah-langkah yang saya
tempuh tidak dengan mempunyai prosedur baku seperti 9 langkah yang dipelajari
pada modul ini. Beberapa langkah saya lakukan meskipun tidak persis berurutan,
seperti menggali fakta dan menentukan pihak-pihak yang terlibat untuk
selanjutnya meminta keterangan yang relevan dari pihak-pihak yang tersebut.
Pengujian benar salah pun dilakukan dengan melihat apakah ada apakah ada aspek
pelanggaran hukum dan peraturan dalam situasi tersebut. Perbedaan dengan apa
yang saya pelajari pada modul ini adalah tidak adanya opsi trilema dan refleksi
terhadap keputusan yang telah dibuat.
Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda
dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang paling signifikan bagi saya setelah
mempelajari konsep ini adalah saya mampu mengenali dilema etika dan bujukan
moral. Kemampuan ini nantinya tentu saja akan mendorong keterampilan saya dalam
membuat berbagai keputusan yang tepat. Jika seorang pemimpin tidak mampu
membedakan 2 hal ini maka dikhawatirkan keputusan yang dibuat menjadi tidak
tepat. Oleh sebab itu saya merasa bahwa seorang pemimpin harus mampu
mengidentifikasi antara dilema etika dengan bujukan moral. Setelah mengenali
dilema etika dan bujukan moral saya bisa menerapkan 9 langkah dalam menguji dan
mengambil sebuah keputusan.
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin?
Sangat penting karena modul ini memberikan
pemahaman yang komprehensif bagi saya dalam mengambil keputusan, baik sebagai
individu maupun sebagai pemimpin. Melalui modul ini saya memahami cara membuat
keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil
sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang
saya ambil akan jauh lebih baik dari kondisi saya sebelum mempelajari modul
ini.
Terimakasih koneksi antar materinya sangat bagus sekali semoga bisa diterapkan di sekolahan masing-masing masing-masing ya dalam pengambilan keputusan
BalasHapusTerimakasih Bu Uswatun materinya sangat bermanfaat bagi kami. Semoga apa yang telah diberikan dapat diterapkan disekolah.
BalasHapusTerimakasih Bu Uswatun KH, sangat menginspirasi
BalasHapusTerimakasih ibu uus materinya sangat menginspirasi, semoga dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari semangat selalu 🫰
BalasHapusTerimakasih ibu, sangat menginspirasi penjelasan dan pemaparan ibu sangat jelas. Saya paham tentang modul 3.1 yang ibu jelaskan.
BalasHapusSecara keseluruhan, tulisan ini memberikan pandangan yang komprehensif dan mendalam. Tetaplah mengembangkan cara pandang yang berpihak pada siswa dalam pengambilan keputusan, karena hal itu sejalan dengan visi pendidikan yang memerdekakan.
BalasHapuspemaparan yang sangat jelas dan menginspirasi, terima kasih bu uus...sangat menginspirasi
BalasHapus